12 Tahun Setelah Kursus di Pare Kampung Inggris Kediri

Pare, begitulah konon nama sebuah Kecamatan yang strategis terletak diantara 4 Kabupaten: Kediri, Jombang, Malang dan Nganjuk Jawa Timur. Namanya samar-samar namun begitu terkenal hingga ke sudut pelosok negeri kita. Entah mengapa begitu terkenal, saya sendiri tak pernah mengetahui jimat dibalik nama Pare ini. Keyboard ini seakan tahu bahwa Pare dikenal sebagai Kampung Bahasa Inggris. Andai boleh berbangga diri, Pare bisa saja menjuluki dirinya sebagai England of Indonesia. 

Namun bagi saya, yang pernah jalan-jalan sebentar disana, Pare tidaklah berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia..Bagaimanapun, 12 tahun silam, catatan yang paling saya ingat adalah, bahwa Pare memang benar-benah sebuah daerah yang sesak dengan kursusan bahasa, tidak hanya bahasa Inggris, tapi juga masih banyak lagi dari Kursusan bahasa Prancis, Spanyol, Arab, Mandarin, Jepang apalagi Korea. Sejauh yang saya tahu, ada setidaknya tiga Desa yang memiliki ciri kursusan disana, Tulungrejo, Palem dan Pare sendiri, sangat ramai untuk sebuah Desa meski sepinya sama saja seperti desa-desa lain di Indonesia. Maaf, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Cerita lanjut, setiap waktu, silih berganti, para pendatang—dari yang ingin belajar bahasa, hingga sekedar menghabiskan masa liburan saja, dari tingkat SLTA hingga tingkat S2 (saya belum menemukan S3)—semua ada disana. Manusia disana sangat beragam, dari hitam, putih, tinggi, pendek, cantik, ganteng, hingga yang jelek pun juga ada. 


Jika tak jeli, anda pasti tak bisa membedakan mana penduduk asli dan mana pendatang.Tidak seperti di daerah perumahan elit, dimana untuk menemukan sebuah rumah kita harus paham nomor dan blok apa, di Pare kita hanya cukup mengenal nama rumah tersebut. Hebatnya lagi, kita tak perlu nanya RT jika kita mencari sebuah rumah disana. Karena disana hanya mengenal House sebagai simbol rumah mereka. Tidak ada kos-kosan, tidak ada kontrakkan, sekali lagi yang ada hanya House. Untuk kedua kalinya, MAAF saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.





Lanjut cerita, Dari sekian banyak kursusan bahasa disana, memang benar tempat kursus paling banyak adalah kursusan bahasa Inggris, sehingga jangan heran jika Pare dikenal dengan kampung bahasa Inggris. Singkatnya, banyak tempat kursus handal yang bisa membimbing anda dalam meningkatkan kemampuan anda. Semisal jika sobat-sobit semua ingin memperdalam kemampuan vocabulary, sobat sobit bisa kursus di HARVARD, tempat kursus yang tenar dengan sehari 100 kata. Jika sobat-sobit ingin memperlancar kemampuan speaking, sobat-sobit bisa private langsung dengan Mr. Tantowi, lulusan Amerika sebulan Cuma 100 ribu saja (itu dulu 11 tahun yang lalu), atau bisa juga berlama-lama bersama Mr. Kalend sesepuh Pare sekaligus Chief of BEC yang namanya tak asing lagi bagi Turis di Djogja dan sekitarnya. 


Suasana Belajar Grammar di Smart ILC. (c) Pegipegi.com

Selain itu nama-nama seperti MAHESA INSTITUTE, DAFFODILS, BRIGHT, BECC, RHiMA dan masih banyak lagi bisa saja dicoba untuk belajar bercakap-cakap disana. Lalu, jika sobat-sobit ingin mengasah kemampuan Grammar, maka tentu SMART ILC  tempat yang paling utama, meski nama-nama seperti KRESNA perlu dipertimbangkan juga. Untuk ketiga kalinya, MAAf, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Continue saja, jika sobat-sobit ingin mendapatkan ijazah D2 dalam waktu yang hanya 1 tahun, dengan opsi penambahan kuliah 2 tahun di Universitas Wahid Hasyim Jombang, maka sobat-sobit bisa datang ke MAHESA; sebentar dan ringan biaya tentunya. Terus, Jika mungkin ada yang tertarik belajar Writing dan Translating, menurut saya ELFAST lah tempat yang pas buat anda. Sungguh banyak opsi yang ditawarkan, membingungkan atau malah menyenangkan. Semua itu hanya sepenggal nama-nama kursusan di Pare yang masih membenak di kepala saya. Kira-kira 12 tahun silam lamanya, jika cerita diatas berbeda dengan kondisi dan situasi Pare sekarang ini, maka wajarlah adanya. Karena untuk yang terakhir kalinya, saya tidak sedang berpromosi, hanya sekedar bercerita apa adanya.


Satu hal yang perlu di Ingat; Jika saat semua kursusan libur, yaitu pada hari sabtu dan minggu seperti biasa, Goa Surowono patut anda rasakan sendiri sensasinya. Tanyakan saja jika anda berada disana.


Khusus untuk Ladies (yang berkumis dan berjenggot tidak termasuk), jangan pernah keluar diatas jam 09.00,- itu aturan disana.


“I am not promoting Pare, just retelling its story…


APA ADANYA…


Itu dulu, 12 tahun silam, tapi entahlah di tahun 2015 ini, sayapun belum mendengar satu kabarpun dari sana. Semoga semua guru dan pecinta Bahasa Inggris di sana selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.

Bagi Anda yang ingin kursus di sana, tidak usah khawatir, selama niat anda serius untuk menuntu ilmu bahasa Inggris, atas izin-Nya, ilmu anda akan bermanfaat untuk selama-lamanya. 

Catatan : 12 tahun lalu, Penulis pernah kursus di Mahesa 1 bulan, SMART ILC 3 bulan, Elfast 3 Bulan. Maklum, saya lebih suka menulis daripada berbicara, dan 1 Bulan Puasa Libur Ibadah saja. Kini penulis tetap belajar menulis, dan terus belajar menulis.

Belum ada Komentar untuk "12 Tahun Setelah Kursus di Pare Kampung Inggris Kediri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel